Pages

priBotTab2

Jumat, 02 November 2012

Tentang Remedial

Bismillah....
Hari ini jadwal remedial TIK, di kelas yang aku bina. Cukup banyak yang remedial kali ini. Kebetulan remedial Ulangan Hari II, hasilnya masih banyak yang belum tuntas. Jadilah aku merencanakan dalam pertemuan ini, murni remedial dan pengayaan. Sekedar sharing, setiap selesai ulangan aku selalu mengalokasikan waktu untuk membahas soal per butir bersama-sama. Dengan harapan siswa bukan hanya bisa mengetahui jawaban yang benar dari kunci jawaban, melainkan juga mampu menganalisis soal bahkan mengetahui trik atau kata kunci khusus dalam mengerjakan soal tersebut. 
Mereka yang remedial, ialah yang nilai ulangannya tidak mencapai KKM, yaitu nilai 75 dalam mata pelajaran TIK. Aku membiasakan diri, membuat analisis jawaban per anak, sederhana saja dengan mencatat pada soal apa mereka salah dan jawaban apa yang diberikan. Itu dilakukan per anak, utamanya yang remedial. Dan soal-soal yang mereka salah ini, akan kuberikan ulang pada saat remedial tiba. Jadi, siswa yang salah mengerjakan 10 soal, maka dia akan mengerjakan 10 soal yang sama tadi, ketika remedial. Dan aku mewajibkan mereka mengerjakan semua soal itu dengan benar, hingga mendapat nilai "Tuntas". Aku sering memotivasi anak-anak bahwa jangan bangga dengan predikat : remedial. Karena secara hitung-hitungan saja, lebih beruntung mereka yang tidak remedial. Mereka yang dari awal belajar maksimal, sehingga bisa sukses mengerjakan ulangan, lebih memiliki peluang untuk mendapatkan nilai 75, 80, 85, 95 bahkan 100!. Sementara mereka yang remedial, "terpaksa" mengulang belajar lagi, berulang kali sampai nilai "TUNTAS" itu layak diterimanya, itu pun kemudian hanya dinilai dengan nilai KKM = 75.  Bahkan pernah dalam Quote terakhir, ujian semester tahun lalu, aku menulis perkataan motivasi ini :
"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, akan tetapi mengapa harus berharap pada kesempatan kedua, jika pada kesempatan pertama kita bisa memberikan yang terbaik ???".
Heehehe...beginilah kalau guru melankolis korelis mulai bermain kata-kata ^_^ *mukaangel..

Dan hari ini, dengan sedikit memaksa, murid ku protes "
"Kemarin kan sudah Remedial UH II, ustadzah..."
"Iya, tapi belum tuntas, sayang..", kataku sembari senyum-senyum..
"Yaaahh..", kecewa..
"Ayo belajar, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil", tulisku di papan tulis..

Lucu, kasian, gregetan, campur bangga juga rasanya ketika saat-saat remedial seperti ini.
Lucu : ngeliat ekspresi anak-anak mereka, maklum baru lulus SD, jadi serasa mau kiamat mungkin rasanya, karena harus remedial dan belajar lagi.
Kasian : ada yang puyeng karena harus bolak balik remedi. Ketika SD, pelajaran komputer biasanya lebih banyak praktek dan sedikit teori. Maka, kagetlah anak-anakku tercinta itu ketika berhadapan dengan materi kelas VII yang banyak teorinya di awal. (Materi aplikasi baru ada di semester II, dan kelas VIII-IX).
Gregetan : ada aja yang pinter cari alasan : lupa belajar, soal ulangannya hilang, ga punya modul, tadi malam mati lampu, sampe alasan "ga penting" lainnya seperti ngantuk dan laper. *tariknafas --'
Bangga  : karena dari pengalaman, ada juga anak-anak yang akhirnya sukses kena sindrom "KAPOK REMEDI". Aku katakan pada mereka, apa kalian tidak pengen seperti temen-temen lain yang tidak remedial...Tidak irikah karena mereka bisa dapat 85, bahkan 100, sedang kalian : tidak?  Ayo, tekadkan diri..:  "Aku tak ingin ada namaku lagi di papan tulis, berjejer bersama nama mereka yang remedi!". Dan berbekal kerja keras dan sedikit mantra motivasi seperti tadi : anak-anak mau belajar. Belajar, berubah menajdi lebih baik, dan tentu saja aku turut senang. Itukan memang baktiku sebagai guru. Membuat mereka cinta belajar dan bersedia berubah menjadi lebih baik. :)

Well, selalu menarik jika remedial dipandang dari sisi ini. Ingatkah engkau teman? Hidup itu sebenarnya juga merupakan serangkaian tes dan remedial yang Allah rencanakan untuk kita. Seperti Maha Guru, dengan skenario besarnya atas nama cinta pada semua makhlukNya, begitu juga aku dan kamu. :). Bahkan murrobiku pernah berkata : jika kita diberi ujian yang itu-itu saja dari Allah, tandanya kita belum lulus tes. Dalam dunia pendidikan, namanya BELUM TUNTAS alias perlu REMEDI. See..? sama khan..? :) Allah juga sudah bilang kan dalam QS. Al Ankabut : 2. 
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan, hanya dengan mengatakan, "Kami telah beriman, ", dan mereka tidak diuji?"
Mari berdoa semoga kita tergolong mereka yang sukses menghadapi rangkaian ujian darinya. Aku pun masih harus remedial untuk beberapa "mata pelajaran" dalam "sekolah kehidupan" ini. Ada banyak bagian yang perlu dituntaskan segera. Agar apa? Agar aku tak remedi lagi dan seperti muridku : sukses ujian dengan nilai 85, 95,  bahkan 100..! :)

0 komentar

Posting Komentar