Pages

priBotTab2

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Sabtu, 20 Oktober 2012

Tipe Kepribadian : Melankolis-Koleris

Tipe kepribadian sangat menarik untuk dipelajari. Hmm..setelah mencoba beragam test. Tahun ini kepribadianku : Melankolis-Koleris. Hmmm... Berikut penjabarannya :

Melankolis-Koleris
Tipe melankolis-koleris tergambar pada pemimpin yang menyelesaikan banyak pekerjaan dengan kualitas di atas rata-rata. Namun, ada perbedaan dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan antara tipe ini dan tipe koleris-melankolis -- di mana sifat koleris paling dominan dan melankolis adalah dominan kedua. Tipe koleris-melankolis terdorong menyelesaikan pekerjaan karena tantangan, kesempatan, dan tujuan yang ingin diraih, sedangkan tipe melankolis-koleris terdorong karena "keharusan" atau tugas dan kewajiban menyelesaikan pekerjaan.
Sisi melankolis yang ideal dan berorientasi pada kebenaran menyebabkan orang tipe ini sangat baik bekerja pada bidang organisasi sosial dan kemanusiaan, sedangkan tipe koleris-melankolis lebih cocok di bidang bisnis yang profit-oriented karena "sikut-menyikut" dalam bisnis akan dilakukannya dengan senang hati. Sifatnya yang pragmatis dari sisi koleris lebih dominan dan dia berhasrat menang dan menjadi nomor satu di mana saja berada.
Tipe kombinasi melankolis-koleris juga punya bekal mengorganisasi dengan baik seperti halnya tipe melankolis dominan lainnya. Kelemahan lainnya adalah dari sisi melankolis suka menyalahkan diri sendiri dan orang lain serta tidak fleksibel saat berhubungan dengan orang lain. Jika sudah demikian, sisi negatif kolerisnya akan lebih menguatkan sisi melankolisnya, yaitu dengan cara memperketat kontrol terhadap orang yang dipimpinnya dan, jika perlu, menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya dapat menghalangi tujuan.

Tipe melankolis-koleris juga lebih tertutup daripada tipe koleris-melankolis. Si Melankolis-Koleris ini juga sangat task-oriented (berorientasi pada tugas). Hasratnya untuk bekerja secara sempurna.

Refleksi Perjusami (Lagi)

09.00 pm.
A Wonderful Saturday Night..
Beratapkan langit, bercahayakan api unggun. Menatap bulan-Nya, bintang-Nya, dan menikmati kemilau cahaya mereka. Namun, indahnya bulan tak mampu menyaingi pesona api unggun. Walau panas, kobaran apinya tetap menjadi pusat kerumunan malam itu.  Semakin dekat engkau dengan cahaya, maka kemilaulah wajahmu karenanya. Tak sedikit diantara mereka yang lebih suka merelakan wajah-wajahnya gelap tanpa cahaya, hanya suara riuh, yel-yel, dan tepuk tangan yang silih berganti. Dan aku pun menikmati iramanya :  dalam ramai, dalam sepi. Alam pun bernyanyi, tentu dengan dengan irama mereka sendiri.

Bukankah da'i itu seharusnya seperti itu? Seperti api unggun yang memancarkan cahaya, sehingga banyak yang ingin mendekat kepadanya. Ada manfaat, yang umat rasakan karena keberadaannya. Dan jiwa mukmin yang bercahaya itu, akan memberi cahaya bagi siapa saja yang mendekatinya. Meski tak sedikit, banyak juga yang enggan mendekatinya. Mereka lebih suka, saling memandang dalam kegelapan, menikmati pandangan di kala malam yang terbatas. Ya mereka enggan mendekatinya. Lalu, kemudian apakah api unggun itu marah, kemudian meninggalkan mereka? Tidak. Atau mungkin dia lebih memilih menyerah dan memadamkan dirinya sendiri karena ketidak acuhan mereka? Tidak. Tetap saja ia berkobar hangat. Sehangat semangat perbaikan yang harus senantiasa berkobar, minimal di hati kita sendiri. Hati seorang yang mengaku dirinya : muslim, mukmin dan da'i.

11.30 pm.
Menikmati malam minggu di alam terbuka. Tanpa kasur empuk, listrik, dan komputer. Menyenangkan, sejenak memberikan penyegaran yang sangat baik bagi jiwa. Ada saat-saat menakjubkan ketika berbincang denganNya dan ciptaanNya. Langit, yang dikatakan dibangun dalam tujuh lapisan. Dia seakan berbicara tentang cita-cita dan mimpi kita yang besar, menjulang hingga angkasa, Tentang doa-doa panjang yang naik ke atas, entah sekarang sudah sampai dimana. Tentang kesulitan-kesulitan yang Allah janji pasti ada solusinya. Tentang masa depan yang tidak bisa kita baca. Ada optimis, rindu, semangat, cinta dan sedikit rasa takut. Masa depan yang misterius, tetapi pastilah kelak akan menjadi masa terbaik untuk kita. Yakin. Berpikir cemerlang, seperti cemerlangnya cahaya bulan. Hampir sempurna. Meski sering kita lupa bukan bulanlah sumber cahaya sesungguhnya, walau kecantikannya senantiasa dipuja. Bulan hanya memantulkan cahaya dari bintang. Tanpa bintang, bulan hanya sebuah benda planet yang tidak dapat memancarkan cahayanya sendiri. Serasa belajar IPA, SMA kelas 2.

Kita pun sama seperti bulan, hanya seorang hamba, seorang abdi, seorang jundi, seorang khalifah yang beruntung Allah telah berkehendak memancarkan cahaya itu pada hati-hati kita. Dalam setiap kebaikan yang kita lakukan, sebenarnya hanya akibat dari pancaran kebaikan yang ALLAH telah berikan kepada kita. Sifat ramah, suka menolong, lembut, penyayang, pengasih. murah hati, itu semua sudah terangkum dalam 99 namaNya yang agung. Kita hanya kecipratan saja. Karena tak perlu bangga dengan kebaikan yang engkau punya, ia sebenarnya hanya rejeki lain yang Allah berikan kepada hambaNya. Kebaikan, sekecil atau sebesar apapun, bukan kita 100 % yang mengusahakannya, selalu ada bagian takdir dan kehendakNya dalam setiap segmen kehidupan kita. Selalu. Tak lalai sedetik pun. Usah berbangga karena amalmu, yang kata manusia : banyak. Jangan sampai kesombongan dan kebahagiaan menjadi titik nadirmu yang tak kunjung usai. 

*qurrota a'yun
original mind

Hari-hari kita

Hari-hari kita....adalah hari-hari yang penuh cinta..
Hari-hari dengan semangat perbaikan diri yang tinggi..
Hari-hari yang rindunya mengalun pada pemilik surga...
Hari-hari belajar, cinta ilmu, sunnah serta Alquran..

Hari-hari membina, membina diri sendiri, juga keluarga, serta mereka yang kita cinta...
Hari-hari bertaruh dengan godaan setan dan diri kita sendiri..
Hari-hari yang sibuk, padat dengan kerja yang luarbiasa..
Hari-hari yang letihnya, penatnya, debunya, bertasbih dalam sabar....
Hari-hari yang semoga membawa kita selalu lebih dekat denganNya...

Takbir : Allahuakbar!!
selalu ada CINTA-Nya dalam hari-hari kita :)
Alhamdulillah.....

Jumat, 19 Oktober 2012

........... (Inspirasi Perjusami)

Aku pikir, aku suka.. aroma rerumputan basah karena hujan..
saat-saat dimana ragaku rebah pada tanah
Aku pikir, aku suka..  saat aku menatap langit, malam itu...
walaupun ia mendung, tanpa bulan, tanpa bintang..


Aku suka, ketika di saat-saat seperti ini
Kami menjadi begitu : dekat.
Hening, dan hatiku mulai berdialog banyak padaNya..
tentang cerita, hikmah, kemudahan, pengalaman...
juga tentang ujian, titik nadir, harapan dan kesulitan..

Aku pun teringat atas semua kebaikanNya yang tak dapat dihitung manusia.
Semua penjagaannya dan juga ujiannya atas : kita
Ya, kita : yang kisahnya telah ditulis
Yang penaNya telah diangkat dan tinta pun telah mengering...

Irhamna, Ya Allah..
Ampuni kelalaian dan kegalauan yang tidak pantas ini..
Engkau Maha Tau, sedang kami tidak mengetahui..
Beri petunjuk dan hidayahMu pada kami...

  ****

"Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan mengganti dengan yang lebih baik..."

 "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya" (QS. An Naziat : 40)

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (QS. Al A'laa:14-15)

:Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al A'laa : 16-17)

"Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,dan Kami jadikan malam sebagai pakaian,dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan,dan kebun-kebun yang lebat? (QS. An Naba' : 8-16)

 "Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah". (QS. An Naba' : 40)

Janji Allah itu pasti, duhai jiwa... dan beruntunglah mereka yang menyucikannya...
Dan aku tak ingin menyesal....

*refleksi PERJUSAMI 19-21 Oktober 2012
Qurrota A'yun

Rabu, 17 Oktober 2012

Pergi

Pergilah, jika kepergianmu demi pengabdian dan dakwah..
Pergilah, atas nama cita-cita dan misi mulia..
Pergilah, karena hanya dengan kepergianmu..
urusan-urusan besar itu segera selesai...

Pergilah, segera, jika itu menjagamu dari terjerumus fitnah..
Pergilah, carilah rizkinya dibelahan bumi Allah yang lain..
Pergi dan siapkan dirimu dan siapkan pengganti tugasmu
Pergilah segera dan segeralah pula kembali,  ke sini....

*baitijannati

Minggu, 14 Oktober 2012

Akan selalu ada : CINTA

Cinta itu : hidup!
Peduli, bermanfaat, berbagi dan membahagiakan..
Selalu ada cara untuk bisa mengupayakan cinta...
Akan selalu ada cinta dalam lingkaran cahaya mingguan kita..
Akan selalu ada cinta yang bersemi dalam mimpi dan cita-cita mulia...
Akan selalu ada cinta yang bisa kita bagi, setiap hari dengan mereka yang mencintai atau tidak mencintai kita..

Akan selalu ada cinta dalam rumah dan perabot kita yang sederhana.
Akan selalu ada cinta  walau kita masih mengejanya, pelan..sulit...lama..
Akan selalu ada cinta dalam jalan yang berliku, badai yang menderu..
Akan selalu ada cinta jika sabar dan keimanan telah tumbuh bersamanya..

Yakinlah! Akan selalu ada cinta..
jika kita memang mau mengupayakannya...
dan biarkan barakah itu menjelma...
walau sesak memenuhi dada, walau air mata jatuh : menitik-nitik...
berjuang di dunia, berharap pertemuan di surga!

Duhai cinta, aku masih mengupayakannya..
terkadang dengan merangkak, lalai, penuh alpa...
terkadang juga dengan marah, memaksa, tergesa-gesa...
hampir saja aku lupa : cinta tidak se-egois itu..


Duhai, Rabbi...jangan letihkan hamba..
dalam upaya mengupayakan cinta ini..
Rinduku sangat...dalam ramai, dalam sepi...
pada wajah-wajah tenteram itu, yang jiwa-jiwanya bercahaya..dari taman surgawi..

@baitijannati
original mind
Qurrota A'yun..

*alhamdulillah ahad sore ku..selalu hangat dengan hangatnya cinta dari Mu.. ^_^

Kamis, 04 Oktober 2012

Cerpen : Menunggu


“Saya tertarik tawaran mengikuti promosi pekerjaan itu”, paparnya. 
Suaranya terdengar antusias. “Kesempatan yang bagus, pengalaman baru, tempatnya masih asri meskipun terpencil”. “Dan gajinya lumayan, lima juta rupiah sebulan, semua kebutuhan ditanggung oleh perusahaan”, urainya.
Tanpa melihat wajahnya pun,aku tau senyum optimis sedang mengembang di wajahnya. Ada getaran aneh berdesir di hatiku. Perasaan tidak enak. “Ya, apalagi dengan syarat harus lulus kuliah terlebih dahulu dan tidak boleh menikah selama 2 tahun”, sambar kakakku.
Jleg! Jantungku seakan berdetak satu kali. Tidak boleh menikah?, Bagus..lanjutkan saja!. Rasanya ingin kulemparkan teko di hadapanku ini, tepat di wajahnya. “Lalu?” kuberanikan diri bertanya. Lirih, pelan, aku bahkan tak yakin dia bisa mendengarnya.
“Ya, saya tertarik!”, katanya lugas.
Bibirku urung mengucap, sebuah kata tanya berhenti di pangkal tenggorokanku. Lalu, bagaimana dengan kita?, batinku.
“Kamu mau menunggu dia selama 2 tahun?”, tanya kakakku.
Hening, aku cuma punya itu. Aku benci menunggu Kak, engkau tau itu. Lupakah engkau, setiap pulang sekolah dulu aku selalu memarahimu jika terlambat menjemputku. Menunggu selalu membuatku tak sabar.  Ibu bahkan pernah marah besar padaku, hanya karena aku nekat mengambil jalan pulang sendiri dari pasar menuju rumah. Hanya karena ibu terlambat datang menjemputku di toko obat. Hanya 5 menit, aku sudah bosan. Aku pikir ibu keasyikan belanja, melupakanku dan pulang duluan. Sebuah pikiran konyol yang sukses membuat seisi pasar panik, bocah 10 tahun hilang tanpa jejak. Bagiku waktu itu penting, dan datang tepat waktu itu kewajiban. Semua sahabatku tahu bagaimana kerasnya aku terhadap waktu. Mereka yang terlambat berurusan denganku, akan berhadapan dengan dua pilihan sulit : ditinggal atau dimarahi habis-habisan. Miss Intime, kata mereka. Cuaca seekstrim apapun belum pernah berhasil membuatku menunggu. Ayah kita orang militer, kak. Dan ayah selalu bilang, menunggu itu perbuatan sia-sia dan pantang bagi kita membuat orang lain menunggu. Dan malam ini, engkau menanyakan padaku tentang itu?. Gosh, memikirkannya saja, aku sudah mual.
“Hei!”. Tiba-tiba saja wajah menggoda kakakku, membuyarkan semua. “Oh”. Hanya kata itu yang terucap. Entah apa warna wajahku saat ini.
“Kamu, tau ...?”, kata kakakku dengan suara bassnya.
“Adikku ini paling tidak suka menunggu”.
“Jadi, kamu tak kan membiarkan dia menunggu, kan?”.
Suasana kembali hening. Entah perasaanku saja atau suara jangkrik di rumah tetangga itu semakin nyaring saja. Engkau masih diam. Pandanganku terpaku pada kaki meja. Aku enggan menatap wajahmu sekarang, sungguh.
“Saya tertarik, tapi bukan berarti saya akan mengambilnya, Kak”, jawabmu kemudian.
“Jadi, apakah niat baik untuk menikah akan tetap dilanjutkan?”
Aku selalu suka caramu menjagaku kak, pujiku tulus, dalam hati tentu saja. Tidak sepertiku yang sering susah mengutarakan maksud hati. Engkau tidak pernah sungkan mengutarakan kebenaran, demi sebuah kepastian.
Insya Allah tidak, Mas!. Saya tetap akan melanjutkan proses ini”
Terdengar mantap. Tapi masih belum bisa membuang batu besar yang menyesakkan dadaku saat ini. Aku tau kamu, Dri. Aku mengenalmu, lama. Optimis, jiwa petualang, pembelajar setia, idealis. Darah muda, bahkan terkadang aku menyebutmu begitu. Karena keberanianmu yang terlalu besar terhadap resiko. Dan semua orang mengenalmu sebagai pribadi yang selalu pantang menyerah, mampu sabar berjuang,  mengubah resiko menjadi prestasi.
“Sebenarnya... peluang untuk tetap mengambil pekerjaan itu, walau telah berstatus menikah itu masih tetap ada, Mas”, lanjutmu kemudian.
Tuh, kan, engkau masih belum menyerah. Aku kenal kamu, Dri. Peluang sebagus itu tak akan kau buang percuma kan?. Jiwa sok tauku mulai muncul. Pelan, kakiku mulai bergoyang-goyang tanda tak sabar. Sebenarnya orang ini niat membangun setengah agama denganku, atau membangun karier sih?. Huh, kalau tidak ingat umur, mungkin sudah kubiarkan saja, air mata  kekesalan mengalir. Astaghfirullah.. La taghdob..la taghdob.. Pandanganku berubah, dari kaki meja, menuju wajah kakak. Selalu ada pembelaan dan kesejukan kutemukan disana. Yang dipandang, malah hanya manggut-manggut sambil tersenyum simpul.
“Kalau memang ada peluang itu, cobalah. Tapi satu hal. Kami, terutama adikku tak suka menunggu. Jika niat kita memang baik, janganlah ditunda. Meskipun untuk alasan penghasilan sekalipun. Andri tentu lebih tau. Kami tidak ingin memberatkan. Diputuskan saja, mau dilanjutkan atau tidak. Apapun jawabannya, kami siap saja dan hubungan silaturahim tetap dijaga, insya Allah. Istikharahlah, kami tunggu jawabannya 2 hari lagi”, kata kakak.
Insya Allah, mas. Terimakasih pengertiannya. Kalau begitu saya pamit dulu”
“Ya, hati-hati!”, suara kakak masih saja terdengar ramah. Aku heran.
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam..”
Aku hanya diam menatap punggung dua laki-laki kesayanganku itu. Eh, dua laki-laki? Astaghfirullah. Ya Allah, belum pantas aku menyebutmu seperti itu, Dri..
Wajah sumringah muncul dari balik pintu, menguncinya, lalu berjalan tenang menujuku.
“Adik kakak, ngambek?” Dengan senyumnya yang khas, sembari mengacak jilbabku. Melelehlah air mata yang sedari tadi kutahan.
“Aish, bikin malu…”, selorohnya.
Ditatapnya mataku tulus, “Kalau dia jodohmu, De. Dia pasti kembali. Lagipula, dia belum jadi siapa-siapamu kan, De?” bujuknya.
“Kamu benar-benar menyukainya, ya?” godanya.
Suka, astaghfirullah, tidak juga sih. Aku mengenalnya sudah lama Kak. Bahkan sebelum proses ini. Tanpa kujelaskan harusnya juga kamu tau. Kamu kakakku, selisih 2 menit saja kita dilahirkan.
“Bukan karena itu..”
“Iya, aku tau”
“Hmm.. Aku hanya….”
“Kesal, karena tiba-tiba ada opsi “menunggu”?”
“…Iya”
“Kamu mau bilang kalau dia belum siap komitmen, kan?”
“…Iya”
“Sok tau..!”
“..Habisnya…Dia bilang…”
“Aku tau kamu, De”, gemas, dicubitnya kedua pipiku. Sakit.
“Kebiasaan buruk, terlalu mudah mencap orang seperti itu..tidak baik!”
“Aku…”
“Dia kan hanya bilang, kalau tertarik dengan  peluang itu. Lalu?”
“Ya..”
“De!”
“Niat menikah karena apa?”
“Allah..”
“Menjaga kesucian!. Opsi kita sudah jelas De!. Sekarang biarkan dia yang memutuskan. Istikharah. Ade juga istikharah!. Ya?”
“Aku tidak suka menunggu kak, aku tidak suka ketika ada peluang kebaikan yang ditunda..”
“Iya..kakak tau..Tapi, jangan lupa ya. Tergesa-tergesa itu temannya siapa?”
“Setan..” , jawabku persis seperti anak TK yang ditanya wali kelasnya.
“Kakak tidak bisa menjaga kamu terus. Berlatihlah untuk tidak gampang ngambek seperti ini. Kamu akan menikah. Siapkan dirimu! Tidak ada istri shalehah yang cengeng. Apa salahnya menunggu? Bersabarlah, seringkali.. itu dibutuhkan!. Menikah itu membutuhkan mental yang kuat lho!. Lagipula, dengan siapapun menikah bukan masalah kan? Selama fikrohnya sama dengan kita,ada kecocokan. Kakak juga tau, kamu tak pernah membiarkan simpati itu tumbuh terhadap laki-laki manapun. Bahkan termasuk dengan Andri. Ya kan?. Dan sekarangdialah yang dipilih Allah untuk berproses denganmu. Padahal kamu  mengenalnya jauh sebelum ini kan?”
Aku mengangguk.
“Istikharah ya! Jangan Galau..”
God Always Listening Always Understanding, kak”, jawabku asal
“Nah itu tau.. Ya sudah masak nasi sana, buat sahur. Besok puasa kan?”
“Ya”, balasku dengan senyuman. Meski batu besar itu masih sedikit mengganjal. Kakak benar, itu kan gunanya istikharah…

====
@baitijannati

Senin, 01 Oktober 2012

Isti'ab (Fathi Yakan)

Bismillah...
Sebuah buku kecil, pinjaman mujahidahku. Judulnya Isti'ab (Meningkatkan Kapasitas Rekrutemen Dakwah) Karya Fathi Yakan. Sebuah buku kecil yang kaya makna menurutku, bahkan dalam beberapa bagiannya mampu MENOHOK dengan sangat dalam, dapat mengkaji fenomena sosial yang masih tidak sempurna (setidaknya bagiku), dan menjawab beberapa pertanyaan yang cukup mengganjal :).
Isti'ab (daya tampung) adalah kemampuan da'i untuk menarik objek dakwah (mad'u) dan merekrut mereka dengan segala perbedaan intelektual, kejiwaan, status sosial, dll. 
Tingkat Isti'ab ini berbeda dalam setiap da'i, dan memeliki hubungan dengan keberhasilan dakwah. Jika dakwah tidak memiliki kemampuan dalam isti'ab untuk merekrut masyarakat yang ada di sekitarnya, maka dakwah tersebut akan mandul dan pergerakannya sangat terbatas. Atau  Allah akan menggantikannya dengan "dakwah" yang lain, yang tidak sama dengannya. Itulah Sunatullahnya, lihatlah pada Surah Fathir (35) : 43.
Isti'ab terbagi dua : Isti'ab eksternal dan isti'ab internal. Menarik uraian beliau tentang ini, beliau mengatakan bahwa : isti'ab eksternal bagaikan produsen yang membeli bahan baku, sebagai proses awal untuk melakukan produksi. Sedangkan isti'ab internal ialah proses produksi yang akan menjaga bahan tersebut agar tidak hilang, sehingga semuanya akan menjadi sebuah produk yang mampu digunakan sesuai dengan keahlian dan fungsinya di berbagai medan dakwah.
Isti'ab EKSTERNAL, beberapa tuntutan yang harus dipenuhi para da'i dalam proses isti'ab dan rekruting adalah :
1. Kepahaman tentang agama
"Sesungguhnya perumpamaan para ulama di muka bumi adalah bagaikan bintang-bintang yang dijadikan petunjuk dalam kegelapan daratan dan lautan. Jika bintang-bintang itu padam, maka para penunjuk jalan akan tersesat" (HR. Ahmad)
"Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu secara langsung, akan tetapi menggambilnya dengan kematian ulama, sehingga apabila tidak ada ulama sama sekali maka masyarakat mengangkat pemimpin yang jahil. Mereka lalu bertanya tentang berbagai masalah kemudian para pemimpin itu menjawab tanpa menggunakan dasar sama sekali hingga mereka sesat dan menyesatkan". (HR. Bukhari-Muslim)
"Sedikit ilmu lebih baik daripada banyak ibadah (tanpa ilmu), cukuplah seseorang dikatakan paham apabila telah beribadah kepada Allah, dan cukuplah seseorang dikatakan jahil (bodoh) apabila menganggumi pendapatnya sendiri" (HR. Thabrani)
Teladan yang baik
"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kami mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan". (QS. 61 : 2-3)
"Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain dan melupakan dirinya, bagai lilin yang menerangi manusia dan membakar dirinya sendiri" (HR. Thabrani)
 Sabar
"Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sbar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu" (QS. 2 : 45)
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (QS. 2:153)
"...Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS. 2:155)
Lemah Lembut
"Sesungguhnya lemah lembut pada sesuatu pasti akan membuat sesuatu itu indah, dan tidaklah lemah lembut itu dicabut dari sesuatu kecuali pasti merusaknya (HR . Muslim)
QS. 3 :159

Memberi Kemudahan
"Mudahkanlah dan jangan memperuslit, senangkanlah mereka dan jangan membuat mereka lari" (HR. Bukhari-Muslim)
Tawadhu'
Kesombongan akan menghalangim da'i dengan masyarakat bahkan membuat da'i terisolasi dan tidak disukai lingkungannya.
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku tempat duduknya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Sedangkan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat adalah orang yang suka membuat keributan, yang berbicara dengan cara dibuat-buat dan sok alim (HR. Tirmidzi)
Murah senyum dan perkataan yang baik
Pemurah
Membantu orang lain

...(bersambung...)