Pages

priBotTab2

Selasa, 27 November 2012

Nice Works Guys! (Refleksi Ahad Sore)

01 Mei 2011 (May Day) ^^
Minggu sore, 16.30 wita, my lovely city : samarinda.

"Brum...". Tengok kanan sejenak, "Ah, jalannya kosong", bergegas kuputar gas sepeda motor kemudian, pasang rating lampu kanan, pertanda aku akan berputar di putaran tak jauh di depan rumahku. Jalan Pramuka, tujuanku sore ini. Mendekati daerah pom bensin, motorku berhenti sejenak. Jalanan sore ini agak padat sepertinya, begitu gumamku. Antrian panjang mobil dan motor tersusun rapi, menunggu giliran untuk jalan. Aku pun turut berhenti seraya melirik lampu lalu lintas. Wah, baru kusadari ternyata lampu lalu lintasnya mati. Tumben, biasanya kalau lampu lalu lintas mati seperti ini, simpang empat depan pasti macet karena semua kendaraan saling berebut mendahului. Hm..tapi ini kok anteng-anteng saja ya?

Ku tongahkan kepalaku, memandang jauh ke depan. Pandanganku agak terhalang mobil-mobil di depan. Sepertinya,ada sosok yang menarik perhatianku. Tadinya, kupikir hanya pedagang asongan biasa/anak-anak punk yang memang biasa mangkal di perempatan itu, atau mungkin hanya penyeberang jalan biasa. Tapi.. kalau diperhatikan kenapa menyeberang jalannya bolak-balik ya..terkadang sambil loncat-loncat lagi..Apa dia nggak takut ketabrak ya?. Belum hilang heranku, tiba-tiba muncul sosok lain. Penampilannya hampir sama, seorang pemuda "biasa" dengan lincah meloncat di depan deretan panjang kendaraan di depanku. Tangan kanannya memberi tanda STOP, sedang tangan kirinya memberi tanda agar antrian mobil paling depan segera maju. Mobil terdepanpun segera maju, ia bergegas melompat ke trotoar, lalu berlari kecil menuju lampu merah merah lain sebelah kiri jalan. Melihat gerakan lincahnya, barulah aku mengerti ternyata dia sedang berusaha membantu mengatur lalu lintas di perempatan jalan itu. Motorku ikut bergerak maju, tapi tak lama, pria itu berlari lagi ke arah antrian kami, memberi tanda dengan tangannya sembari berteriak, "STOP", lalu pandangannya berpaling ke sebalah kanan, mempersilahkan kendaraan sebelah kanan untuk maju. Kuikuti pandangannya, ternyata di sebelah kanan jalan ada pria lain, kali ini jauh lebih muda dan tidak kalah lincah. dan sekali lagi, dia juga hanya pria "biasa" seperti dua temannya tadi.

Karena aku berada di deretan antrian terdepan, aku semakin leluasa mengamati pergerakan mereka. Subhanallah! Walau hanya berbekal dua tangan dan tanda-tanda isyarat, ditambah sedikit teriakan dan tentunya tak kalah penting kelincahan mereka berlari dari satu posisi ke posisi yang lain. Trio "pengatur lalu lintas" ini ternyata cukup solid dan kompak mengatur jalannya kendaraan. Masing-masing dari mereka memberi tanda satu sama lain. Walau tanpa pengaman, peluit atau seragam polisi. Padahal, resiko mereka tertabrak atau terserempet kendaraan pasti ada. Kekompakan mereka cukup membuahkan hasil, kendaraan pun dengan teratur mengikuti "panduan lalu lintas" sederhana yang mereka berikan. Yah, cukup lah untuk mengatasi kemacetan dan mencegah tabrakan antar kendaraan sore itu.

Aku tersenyum, melirik lampu lalu lintas yang masih mati. Hmm...apa jadinya ya jika 3 pemuda ini tidak turun ke jalan? Wah, pasti semrawut dan suara klakson melengking dimana-mana. Ketika tiba antrian kami untuk maju, aku pun segera tancap gas, kuanggukkan kepalaku dan tersenyum pada salah satu dari mereka. Senyum terima kasih tentunya, pada "trio polantas dadakan" itu.

Setelah mengantarkan temanku, Dede ke kost tujuannya, aku pun kembali mengambil jalan pulang ke rumah. Sampai di turunan gunung Voorvo, wew, ternyata kondisi lalu lintasnya masih sama, lampu lalu lntas masih mati. Tapi tenang, aku tak sekhawatir tadi, karena trio polantas dadakan tadi ternyata masih berjuang di sana. Wah, yang satu sudah berbekal peluit! Cukup membantu juga untuk memberi peringatan yang lebih keras, utamanya pada sopir yang tidak sabar seperti ini nih, Hufh..main tancap gas aja, hampir aja dia ketabrak. Tapi ada juga pengendara kendaraan lain yang lebih santun bahkan menyodorkan uang walau sekedar beberapa rupiah pada mereka. Ucapan terima kasih, hal yang alhamdulillah ternyata masih dimiliki penduduk kota ini.

Sembari menunggu antrian, pikiranku melayang, berpikir mencoba mencari ibroh kejadian ini. Beberapa ibroh yang coba kuambil ialah :
1. Urgensi keberanian dalam mengambil inisiatif
Aku tak tau pasti sejak kapan mereka berdiri disana, mengatur lalu lintas. Yang jelas, inisiatif mereka patut diberi jempol. Coba pikir, apa jadinya kalo mereka tidak disana, wew..pasti jalanan bakal ruwet bukan main. Aku berpikir, jika aku yang berada dalam kondisi itu, melihat lampu lalu lintas mati dan kendaraan semrawut tak karuan. Apa iya, aku akan sanggup memiliki kekuatan inisatif yang sama? Apa sanggup aku seperti mereka, berani berdiri ditengah jalan, berhadapan aneka kendaraan dari roda dua hingga truk, tanpa takut cidera, terluka? Apa iya aku, atau anda yang membaca note ini berani memiliki inisiatif seperti itu? Ataukah kita hanya berjalan pelan-pelan dengan kendaraan kita sendiri (memikirkan keselamatan pribadi) atau malah lebih parah lagi : memaki polisi yang tidak kunjung datang dan lampu merah yang mendadak mati. Hanya kita yang bisa menjawabnya.

2. Sunatullah sebuah kepemimpinan dalam mengatasi keruwetan
Hidup, memberi kita banyak pilihan. Termasuk juga pilihan dan kesempatan untuk berjumpa dengan keruwetan. Lampu lalu lintas yang mati, polisi yang tidak bertugas atau jalan yang macet hanyalah contoh kecilnya. Ya kan? Mana ada hidup yang jalannya mulussss saja seperti jalan tol? Kalau pun ada pasti sangat membosankan. Seperti siang dan malam, pertemuan haq (segala sesuatu yang mudah) dan bathil (segala sesuatu yang ruwet dan menjengkelkan) ialah sunatullah. Dan sudah sunatullah juga, harus ada  seorang penunjuk jalan, seorang pemberi peringatan, entah dia berwujud da'i, pemimpin, atau pembaharu sekalipun. Bagaimana jika tidak ada juga, so, look at your self. Sadarlah duhai jiwa, engkaulah pemimpin itu! Engkaulah yang akan membantu memecahkan keruwetan itu. Tak usah lah berpikir terlalu tinggi sampai menganalogikan pemimpin itu ialah presiden, walikota atau anggota dewan. Bukankah setiap dari diri kita ini ialah PEMIMPIN bagi diri nya sendiri. Dan bukankah setiap DIRI akan ditanya mengenai yang DIPIMPINNYA? So, being a good leader! at least for your self..jika engkau sukses maka benang kusut keruwetan itu niscaya perlahan akan terurai dengan sendirinya.

3. Being THE RIGHT MAN in THE RIGHT PLACE and doing RIGHT THINGS!
Hidup juga memberi kita banyak peluang dalam berperan. Semua sudah ada porsi dan tugasnya. Jika engkau lah polantas dadakan seperti contoh di atas, maka lakukan tugasmu dengan sebaik-baiknya. Harus fokus, konsentrasi dalam melaksanakan tugasnya. Sampai kapan? idealnya sampai lampu lalu lintas kembali menyala, polantas yang sebenarnya datang, atau sampai keadaan lalu lintas sudah bisa terkendali. Jika engkau pengendara motor, maka bersabarlah, jelilah melihat situasi, hei, lampu lalu lintasnya mati, dan kendali saat ini "di tangan mereka". Turutilah petunjuknya, panduannya, karena ketidaksabaranmu menunggu bisa menganggu kenyamanan pengendara yang lain atau bahkan memprovokasi orang lain yang "sama-sama tidak sabar" dan "enggan tunduk" pada mereka. hmm..got what i mean? ^_^

4. KESUKSESAN KITA ADALAH JUGA BUAH DARI JASA ORANG LAIN
Jadi teringat sebuah pertanyaan dalam suatu trainer. "Coba beritahu saya, siapa saja yang telah berjasa pada anda pagi ini?", kata sang trainer. Dengan mudah, seseorang menjawab : Ibunya yang telah membuatkan sarapan, ayahnya yang telah memberikan uang, atau adiknya, yang telah mengantarkannya denagn motor menuju acara training pagi itu. "Coba tengok baju yang anda kenakan, itu jasa siapa?" Wah, ternyata begitu banyak jasa yang kita lupakan. Untuk mengahasilkan satu baju saja perlu melibatkan petani kapas, perajut benang, pembuat kain, penjahit baju, distributor pakaian, toko pakaian, penjaga mall, dst..sampai baju itu bisa sampai di tangan kita dan dipakai. Baru baju aja tuh...apalagi yang lain. Begitu banyak jasa orang lain yang sulit kita hitung dan akan sulit juga kita jika disuruh mencari orang yang bersangkutan dan berterima kasih padanya. Jangankah kita, dia saja mungkin lupa bahwa dia telah berjasa demi hadirnya baju yang kita pakai itu. Dalam kasus ini..janganlah besok..malam ini saja aku sudah lupa wajah trio polantas dadakan itu..dan dia pun mungkin juga sudah lupa bahwa tadi sudah melakukan satu amal kebaikan. Tapi, ingat..kiraman kaatibin alias malaikat2 ALLAH insya Allah tidak akan lupa, sudah dicatat dan kebaikan sekecil biji dzarah pun pasti akan diberikan balasnya.
So, ingatlah banyak bersyukur kepada ALLAH dan sisipkan doa untuk semua muslimin muslimat di penjuru dunia ini. Ya Rabb, mudahkanlah urusan orang-orang yang memudahkan urusanku, yang menyusahkan urusanku, yang urusannya aku mudahkan dan urusannya aku susahkan. Amin..

Anyway...NICE WORKS GUYS. Kerja kalian bagus dan terima kasih telah memudahkan urusan jalanan kami sore ini. Semoga ALLAH SWT memudahkan urusan kalian semua...

@dedicated 4 trio polantas dadakan di simpang 4 air hitam sore ini..Once again : NICE WORKS, GUYS!!
Ika Agustina
Qurrota A'yun wanna be

0 komentar

Posting Komentar