Pages

priBotTab2

Sabtu, 21 Juli 2012

Ukhti, Waspadalah

Bismillah..
Diambil dari sebuah blog :)
===
Mahasiswa semester awal, maupun yang sedang sibuk skripsi. Baru niup lilin sweet seventeen maupun yang sudah ditanya ‘kapan menikah?’. Suatu saat pasti mengalami masalah ini; saat seorang ikhwan, atau setengah ikhwan, atau seperempat ikhwan, hanif, cowok biasa, cowok metal, atau cowok sinting tiba-tiba bersikap berbeda dan membuatmu bingung.
Ada rasa tidak suka bahkan muak, tapi tak pantas diperlihatkan. Ada penolakan secara halus, tapi dia nggak ngerti-ngerti. Ada jalan lurus penuh rahmat Allah, tapi sungguh… ini godaan yang berat ketika dia didepan mata. Saya tidak mengajari bagaimana mengelola hati, karena saya sendiri masih pontang-panting. Meski akhir-akhir ini sobat saya dan saya agak terheran-heran dengan ‘beku’nya hati saya. Mungkin karena saya sangat menikmati pekerjaan saya saat ini. Mungkin juga karena saya punya idealisme yang mengalahkan perasaan lain. Saya Cuma berbagi cerita dan pengalaman dari teman-teman yang lebih dulu menghirup udara di dunia ini.

Jika dia SMS padahal kamu tidak menginginkannya
. Balas SMS-nya paling cepat setengah jam setelah itu. Jika kamu langsung membalasnya, dia akan tahu bahwa kamu sangat antusias dengan SMS-nya. Kecuali SMS dia tertulis seperti ini, “tolong! Badanku tergantung di jendela lantai 20,” mungkin ada kulit pisang yang terinjak olehnya hingga dia menabrak jendela kaca lantai 20 dan tangannya sempat memegang sesuatu. Maka balaslah, “OK! Kupanggilkan helicopter,” supaya dia lega dan tidak meneriaki kamu lagi.
Jika dia SMS dan memaksa meminta balasan. Katakan alasanmu sejujurnya, tentang prinsip yang kamu pegang, tentang ketidaknyamanan nuranimu. Jika dia menghargaimu, seharusnya dia mengerti.
Jika kamu mendapatinya sedang memandangimu. Jika Cuma sekali mungkin hanya kabetulan, sekali saja dia memandangimu. Jika beberapa kali terjadi, tegaskan dengan sikap dan tingkah lakumu bahwa kamu ‘tidak bermasalah’ dengannya. Jika pandangan kalian bersirobok berkali-kali, tanda bahwa kamu juga suka memandanginya, maka tundukkanlah pandanganmu.
Jika dia memancingmu untuk berinteraksi, menanyakan sesuatu yang tidak begitu penting, menjahilimu, menggodamu. Jika kamu seorang sanguinis pasti akan mudah terpancing dan menunjukkan sifat kekanakanmu yang membuatnya semakin gemas. Seringkali kamu berpikir ‘kasihan’ jika ada yang nge-joke tapi dicuekin, kamu tidak ingin bersikap ‘saklek’ dan memang, joke atau kejahilannya memancing senyum, tawa ceria dan menyegarkan suasana. Tapi ingatlah, kalian sudah besar dan dewasa. Kenyamanan saat kalian tertawa dan saling menjahili, adalah elusan setan yang akan membawamu pada perangkap cinta palsu. Maka, tanggapilah gurauannya sesekali, dan lebih sering tampakkan sikap dewasamu. Kamu memang pantas untuk digoda, untuk dibahagiakan dengan gurauan, tapi bukan oleh dia; hanya oleh suamimu!
Jika dia mengajakmu menikah, padahal kamu sama sekali tidak memiliki bayangan. Mungkin kamu lebih suka jika murabbi atau orangtua yang mencarikan jodohmu. Mungkin juga ada sifatnya yang tidak kamu sukai. Jawab saja sejujurnya. Tapi jangan terlalu jujur terhadap alasanmu. Ingat, dia memintamu, bukan meminta argument untuk kemudian tawar-menawar harga. Karena pernikahan itu masalah seumur –hidup, dunia akhirat dan mitsaqan ghalidza!
Jika dia memaksamu dengan dalil, yakinkan diri apakah memang dia cukup sholih untuk mendatangkan fitnah jika khitbahnya kamu tolak. Bertanyalah pada murabbi atau ustadz. Bagaimanapun, segala sesuatu yang di syuro’kan (dimusyawarahkan) akan membawa lebih banyak kebaikan daripada keputusan yang kamu ambil sendiri.
Jika kamu juga menyukainya, mintalah kesempatan agar kamu cukup waktu untuk berpikir dan bermusyawarah dengan keluarga dan murabbimu. Mintalah pandangan dan nasihat mereka. Mungkin mereka memiliki jaringan untuk menyelidiki calonmu itu. Jangan lupa istikharah ya…
Jika kamu menerima khitbahnya, rencana pernikahan sudah selesai dirancang, daftar undangan sudah mulai disusun… bukan berarti dia sah untuk memprotesmu saat kamu terpaksa pulang malam karena syuro dakwah. Bukan pula hakmu untuk memarahinya karena dia bermain bola saat hujan deras kemarin. Kalian tetap bukan siapa-siapa, belum ada yang berubah. Kamu tak perlu mendekati dia, Allah yang telah mendekatkanmu. Kepada Allahlah seharusnya kamu makin mendekat.
Jika akhirnya kalian menikah, maka separuh agamamu telah terpenuhi. Rasulullah menyuruhmu untuk menyempurnakan separuhnya lagi dengan taqwa. Pernikahan bukanlah surga dunia, dia hanya sarana untuk menggapai ridha-Nya. Memang awalnya manis, tetapi tak selamanya indah. Ada saat pertengkaran, ada waktu ketika direpotkan dengan banyaknya jundi (baca : anak) yang harus kamu didik. Belum lagi masalah dakwah dan maisyah yang kadang kepentingannya sama-sama menyita waktumu dan suamimu. Tetaplah istiqamah!![]
Thanx berat untuk Rida, banyak inspirasi dari obrolan kita.

0 komentar

Posting Komentar